7 Fakta Menarik Tentang Gigitan Nyamuk
Rasa gatal sering muncul setelah digigit nyamuk dan kebanyakan tidak
bisa menahan diri untuk tidak menggaruknya. Sebagian orang tahu betul,
menggaruk bekas gigitan nyamuk hanya membuat gatalnya semakin memburuk
tapi tidak semua tahu alasannya. Fakta-fakta
menarik seputar gigitan nyamuk memang tidak ada habisnya. Siapa sangka,
binatang sekecil itu bisa menularkan berbagai macam penyakit berbahaya.
Gatalnya memang tidak seberapa, namun bisa memberikan dampak yang sangat besar. Mungkin
tidak semua sepakat bahwa nyamuk bisa menggigit. Secara teknis, nyamuk
memang hanya menusukkan belalainya ke dalam kulit untuk kemudian
mengisap darah. Untuk memudahkan saja, orang menyebutnya digigit nyamuk
karena nyeri dan gatalnya sama seperti digigit semut.
Berikut adalah 7 Fakta Menarik Tentang Gigitan Nyamuk :
1. Tidak semua nyamuk menggigit
Ada sekitar 3.500 jenis
nyamuk yang hidup di dunia ini, 170 di antaranya hidup di Amerika Utara.
Loyola University Medical System Infection Control Program mengatakan,
dari sekian banyak jenis nyamuk tidak semuanya suka menggigit. Dari
jenis yang suka menggigit pun, kebanyakan cuma nyamuk betina yang
menggigit. Nyamuk-nyamuk betina membutuhkan protein dari darah manusia
untuk memroduksi sel telur.
2. Golongan darah O favorit nyamuk
Sebuah penelitian
mengklaim pemilik golongan darah O lebih sering digigit nyamuk
dibandingkan pemilik golongan darah A atau B, tapi penelitian ini masih
diperdebatkan. Penelitian
lain menyebut bahwa pakaian berwarna gelap membuat seseorang lebih
rentan terhadap gigitan nyamuk. Anggapan ini mungkin lebih banyak
diterima, sebab ada dalam salah satu anjuran untuk menghindari gigitan
nyamuk.
3. Ibu hamil dan alkoholik
Anggapan bahwa ibu hamil
lebih rentan terhadap gigitan nyamuk tidak sepenuhnya salah. Sama
seperti peminum alkohol, ibu hamil lebih banyak menghembuskan
karbondioksida dalam udara pernapasannya. Nyamuk cenderung tertarik pada
baunya. Nyamuk
menemukan mangsa dengan mendeteksi panas tubuh dan sinyal kimiawi.
Sangat mungkin faktor-faktor ini mendorong produksi karbondioksida,
sehingga nyamuk makin mudah menemukan mangsanya.
4. Gatalnya berbeda pada tiap orang
Hampir semua orang
merasakan gatal setelah mengalami gigitan nyamuk, namun intensitasnya
berbeda. Beberapa orang mengalami gatal yang lebih hebat dibandingkan
yang lain. Bahkan, tidak semua orang mengalami bentol-bentol. Gatal
dipicu oleh pelepasan histamin di tubuh kita, sebagai respons terhadap
liur nyamuk. Liur itu dikeluarkan saat nyamuk mengisap darah kita.
5. Jangan digaruk
Betul, garukan pada
bekas gigitan nyamuk hanya akan membuat gatalnya semakin memburuk.
Selama bisa ditahan, sebaiknya jangan digaruk karena akan membuat liur
nyamuk menyebar ke mana-mana dan meningkatkan respons histamin. Ketika
pelepasan histamin meningkat, rasa gatal akan semakin parah. Terlebih, berlebihan garuk-garuk bisa memicu luka di kulit yang menjadi pintu masuk bagi infeksi.
6. Bisa diredakan dengan obat bebas
Setelah mengalami
gigitan nyamuk, langkah terbaik adalah mencucinya dengan air dingin dan
sabun. Selain mengurangi risiko infeksi, langkah ini juga bisa meredakan
gatalnya. Jika masih tetap gatal, beberapa obat antigatal bisa
didapatkan dengan mudah. Gunakan saja bedak atau salep yang mengandung
hidrokortison 1 persen.
7. Flu tulang
Bukan cuma penyakit
mematikan seperti demam berdarah dengue dan malaria yang bisa menular
lewat gigitan nyamuk, chikungunya atau flu tulang juga bisa menular.
Meski tidak mematikan, penyakit yang satu ini sakitnya sangat menyiksa. Chikungunya
umumnya tidak fatal. Namun gejalanya yang menyakitkan membuat orang
berkata, 'Ini tidak akan membunuhmu tapi membuatmu serasa ingin mati
saja.